Pengertian Supporting
Devices
Supporting Devices adalah perangkat
tambahan atau pendukung. Jika ditinjau dari segi keperawatan, maka dapat kita
simpulkan kalau supporting devices itu adalah perangkat tambahan yang digunakan
dalam dunia kesehatan pada para perawat dalam melakukan praktek.
Klasifikasi Supporting
Devices
- 1. Handheld suatu alat yang membantu perawat dalam melakukan asuhan keperawatan kepada klien, melalui pengumpulan data, berkomunikasi dengan pasien, berkonsultasi dengan sesama perawat maupun tenaga medis, mencari literatur terkait interaksi obat dan infus, sampai menganalisis hasil laboratorium. Handheld yang digunakan dalam keperawatan disebut Personal Digital Assistants (PDAs).
- 2. Handheld Device yaitu mempermudah perawat untuk mengakses sumber-sumber klinik, pasien dan sejawat melalui suara serta pesan teks, serta mempermudah akses ke jaringan informasi sehingga penentuan keputusan secara desentralisasi[1][3] dapat dilakukan yang akan meningkatkan otonomi perawat.
- 3. Wireless Communication yaitu memudahkan perawat untuk memperoleh hasil pemeriksaan laboratorium pasien atau melakukan perubahan pesanan ke laboratorium, ketika masih berada di kamar pasien tanpa harus kembali ke ruang perawat terlebih dahulu
- 4. Alat bantu
Teknologi
medis yang canggih merupakan alat atau perkakas untuk para dokter, dan alat bantu akan mengurangi beban
perawat. Kemajuan dalam layanan medis dengan sistem komputerisasi yang canggih,
melindungi jiwa banyak orang. Produk THK memenuhi standar rehabilitas tertinggi
yang diperlukan untuk alat medis. Contoh alat bantu Supporting Devices :
- 1) Oftalmoskop
Perawat menggunakan
oftalmoskop (sumber cahaya dan sitem lensa dan cermin) untuk mengkaji struktur
internal mata (umunya disebut fundus). Intensitas cahaya dapat diukur, tetapi
perawat harus melindungi rasa nyaman klien dengan menggunakan intensitas cahaya
yang serendah mungkin.
- 2) Iluminator Nasal
Perawat
menggunakan iluminator nasal untuk memeriksa hidung bagian dalam. Jenis ilumunator
nasal yang paling sederhana, speculum nasal, adalah peralatan dengan
dua-bilahan metal yang digunakan bersama penlight untuk mengkaji bagian bawah
dan bagian tengah turbinate hidung dan mukosa hidung. Jenis kedua dari
illuminator nasal adalah illuminator yang mempunyai pegangan seperti pegangan
oftalmoskop dengan bagian kepala yang pendek, sempit dan mempunyai sumber
cahaya
- 3) Otoskop
Perawat
menggunakan otoskop untuk mengkaji kanal auditorius eksternal[2][4] dan membrane timpani. Kepala otoskop, sama dengan
pegangan yang digunakan untuk oftalmoskop, kaitkan dan nyalakan seperti pada
oftalmoskop; alat tersebut memberi pencahayaan dan pembesaran. Berbagai
speculum yang berbentuk seperti corong mempunyai diameter antara 0,32 sampai 1
cm, yang pas dengan kepala otoskop.
- 4) Garputala
Perawat
mengguanakan garputala untuk menguji konduksi suara ketika pengkajian
pendengaran dan sensasi getar selama pengkajian neurologi[3][5]. Bergetar dengan jumlah yang spesifik etiap detiknya,
garputala menciptakan karakteristik suara yang dikenal dari frekuensinya, yang
diukur dalam siklus perdetik (SPD) atau hertz (Hz). Garputala fekuensi tinggi
(500-Hz sampai 1000-Hz) membantu mengkaji fungsi pendengaran ; garputala
frekuensi rendah (100-Hz sampai 400-Hz) membantu mengkaji sensasi vibrasi.
- 5. Peralatan sinar X
Pemandu
LM dan Cincin Roller Lintang digunakan untuk pergerakan reseptor sinar X. Ini
memungkinkan mesin sinar X untuk menggerakkan unit transmiter dan penerim sinar
ke arah manapun dan mengambil gambar dari sudut manapun, tanpa bergantung pada
posisi pasien. Saat produk THK digunakan, getaran dan suara mesin juga
dikurangi sehingga menghilangkan kekhawatiran pasien. Sinar X yang mampu
melakukan penetrasi ke dalam tubuh pasien.
- 6. Pemindai CT sinar X medis
Pemindai
CT sinar X merupakan perangkat tunggal yang memindai keseluruhan tubuh pasien
dan terdiri dari pemindai CT (Computed Tomography) dan peralatan angiografi.
Pada perangkat ini, pemandu LM THK digunakan di bagian gerakan longitudinal
yang menggerakkan pasien yang terbaring di tempat tidur selama proses
pemindaian. Karena pemandu tersebut dapat mengurangi getaran dan suara selama
gerakan sistem, komponen ini dapat menghilangkan kekhawatiran pasien.
Fungsi Klasifikasi Supporting
Devices :
a.
Fungsi Handheld yaitu
mulai meningkatkan kemampuan untuk berfikir kritis terkait tindakan keperawatan
yang diberikan kepada pasien sesuai dengan kondisi dan penyakit yang diderita
oleh pasien tersebut.
b.
Fungsi Handheld
Device yaitu Handheld device digunakan dalam pemberian asuhan
keperawatan pada pasien melalui kemampuan mengakses informasi, mempermudah
penghitungan, dan memperlancar komunikasi.
c.
Fungsi Wireless
Communication yaitu untuk memperoleh hasil pemeriksaan laboratorium pasien atau
melakukan perubahan pesanan ke laboratorium.
d.
Fungsi Sinar X yaitu
untuk melihat kondisi tulang serta organ tubuh tanpa melakukan pembedahan pada
tubuh pasien.
e. Fungsi analisis
otomatis hematologikal[4][6] yaitu untuk
transportasi vertikal injektor reagen dalam peralatan tes hematologikal.
f. Fungsi CT sinar
X medis yaitu untuk diagnosis sistem sirkulasi.
Dampak Negatif Supporting Devices
- Sinar X
Terlepas dari peranan
Sinar X dalam menunjang informasi diagnosis klinis, Sinar X ternyata memiliki
sisi yang sangat perlu diperhatikan secara khusus, yaitu berkaitan dengan
efek negatif yang ditimbulkan.
Perlu diketahui bahwa Sinar X
dengan karakteristiknya memiliki energi minimal sebesar 1 KeV = 1000 eV. Energi
sebesar ini jika berinteraksi dengan tubuh manusia tentunya dikhawatirkan akan
memberikan dampak negatif.
Ada beberapa
kemungkinan peristiwa yang dapat terjadi, ketika Sinar X berinteraksi dengan
materi (tubuh manusia) dari sudut pandang mikroskopis, yaitu hamburan Compton,
hamburan Fotolistrik dan hamburan Pair Production. Hamburan Compton
terjadi karena Sinar X berinteraksi dengan elektron yang terletak pada
lintasan terluar, yang selanjutnya elektron ini akan terlempar keluar dari
atom.
Efek hamburan Compton
umumnya terjadi pada rentang energi sekitar 26 keV (kilo elektron volt) untuk
diagnostik. Hamburan fotolistrik terjadi ketika Sinar X berinteraksi dengan
atom materi dan melemparkan salah satu elektron sehingga mengakibatkan elektron
lainnya, bergerak menuju lintasan yang kehilangan elektron sambil melepaskan
energinya.
Hamburan ini juga
dapat terjadi pada energi untuk diagnostik. Sedangkan hamburan pair production[5][7] jarang sekali terjadi di bidang imaging diagnostik
karena membutuhkan energi Sinar X yang sangat besar 1,02 MeV (mega elektron
volt). Walaupun sudut pandang ini hanya dilihat secara mikroskopis[6][8], secara makroskopis dikhawatirkan akan mengganggu
kestabilan atom materi dan menimbulkan kelainan pada sel tubuh manusia.
Ini perlu
kehati-hatian dan pemilihan yang tepat dalam penggunaannya di bidang medis.
Walaupun secara empiris pasien yang diberikan Sinar X pada level diagnostik[7][9] medis di rumah sakit tidak mengalami gejala ataupun
tanda-tanda kerusakan jaringan. Namun gejala kelainan pada tubuh manusia akan
muncul jika diberikan Sinar X secara berlebihan. Oleh karena itu paparan
radiasi medis (diagnostik imaging) yang mengenai tubuh pasien diharapkan sesuai
dengan kebutuhan. Sedangkan kebutuhan dalam imaging adalah kualitas citra yang
mampu menunjang diagnosis klinis yang diderita pasien dengan tidak memberikan
paparan radiasi yang berlebihan atau tidak dibutuhkan kepada tubuh pasien.
- 2. CT Scan
CT Scan memang bisa memberikan
hasil tes medis secara cepat dan rinci. Beberapa penyakit pada anak seperti
radang paru atau patah tulang juga membutuhkan alat-alat pemindai kesehatan
untuk diagnosis yang lebih akurat.
Ternyata radiasi alat-alat
tersebut dalam waktu lama bisa meningkatkan risiko terserang penyakit leukemia.
- 3. Sinar-X
Suatu radiasi
berenergi kuat yang tergantung pada dosisnya, dapat mengurangi pembelahan sel,
merusak materi genetik, dan menimbulkan efek pada bayi yang belum dilahirkan.
Sel-sel yang membelah cepat adalah paling sensitif terhadap paparan sinar-x.
Bayi dalam perut ibu sensitif terhadap sinar-x karena sel-selnya masih dalam
taraf pembelahan dengan cepat, dan berkembang menjadi jaringan dan organ yang
berbeda-beda. Pada dosis tertentu, paparan sinar-x pada wanita hamil dapat
menyebabkan keguguran atau cacat pada janin yang dikandungnya, termasuk
kemungkinan terjadinya kanker pada usia dewasa.
Memang sebagian besar
prosedur pemaparan sinar-x menghasilkan radiasi yang relatif ringan. Namun
sebagai langkah jaga-jaga, penggunaan sinar-x pada wanita hamil kecuali
benar-benar perlu,harus dihindari. Wanita yang melalui pemeriksaan rontgen
sebelum mengetahui status kehamilannya harus berbicara kepada dokternya.
0 komentar:
Posting Komentar